BLOGGER TEMPLATES AND YouTube Layouts »

Thursday, May 5, 2011

ak wanita plg bhgia!


Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi Meskipun ‘Sejuta Manusia’ menggapai langit dan menggali bumi Demi kebahagiaan sejati Keyakinan terhadap takdir, menjunjung manusia kearah ketabahan, kepasrahan dan keteduhan hati   Keikhlasan, bak mutiara terpendam, menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keridhaan Ilahi Peneladanan terhadapmu, wahai Nabiku, seringkali menggeser segala kesukaan kami terhadap segala penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaan kami bertahan hingga kini Saudari Muslimah, berbahagialah dengan takdirmu, Niscaya keabadian menghampirimu dengan segala keindahannya   Saudariku, berbahagialah dengan keislamanmu, Niscaya Surga dunia, juga Surga Akhirat, berkenan menyambutmu… Berbahagialah, karena keimananmu selalu menggenapkan ‘janji-janji’ bahagia. Berbahagialah, karena segala keindahan tertata indah dibalik keimananmu. Berbahagialah, karena wanita beriman tidak pernah meninggalkan dunia dgn sia-sia. Berbahagialah, karena kejayaan itu –langkah demi langkah- makin menghamipirimu. Berbahagialah, karena iman dan kebahagiaan ibarat sepasang saudara kembar, yang tak terpisahkan selamanya. Berbahagialah, karena iman masih didalam hati, takkan ada yang dapat mengusikmu… Semangat hidup selalu datang, saat saudari ‘barbaik hati’ dengan suami tercinta. Langit-langit kehidupan, terasa sejuk menyirami hati, bila jiwa leluasa menggapai cita-cita.   Berbahagialah, saat Allah memberi kecukupan dengan karunia yang mungkin ‘terlihat’ apa adanya. Berbahagialah, karena dibalik duniapun, banyak kaum fakir yang lebih menderita. Berbahagialah, karena kita memang ditakdirkan untuk menikmati kehidupan kita.   Aku amat bahagia, meski gemuruh derita membahana bak gelombang pasang. Aku amat bahagia, meski deru musibah tak pernah berhenti menerjang. Aku bahagia, meskipun aku tidak mengerti; apa itu bahagia. Aku bahagia, saat ujung sajadahnya basah karena tetesan air mata. Aku bahagia, saat segala takdir kuterima dengan pasrah. Aku bahagia, saat rezeki yang bersahaja kupandang sebagai anugrah tak terkira. Aku bahagia, saat orang percaya atau tidak percaya, bahwa aku bahagia…   Saudariku, terkadang kebahagiaan datang menyelinap, saat kita tidak menyadarinya. Karena tak seorangpun yang mengetahui, dimana kebahagiaan itu berada. Tak seorangpun yang mampu mengungkapkan Arti kebahagiaan sesungguhnya. Tataplah ke kehidupanmu, dengan keutuhan seorang hamba Penghambaan sejati adalah awal bahagia…   Berbahagialah, karena engkau ditakdirkan sebagai muslimah. Berbahagialah, karena Surgamu adalah hidup bahagia. Berbahagialah, saat duniamu menjadi Surga. Berbahagialah, saat di alam Surga kelak engkau ditemani sang ‘bidadara’. Berbahagialah, karena engkau adalah Surga. Berbahagialah, karena ‘engkau’ menjadi kabar gembira. Dari sini, kami menanti jawabanmu, Kapan engkau menjadi kebahagiaan kita bersama?   Senyumanmu, menjanjikan harapan bahagia. Ketaatanmu, menjadi symbol ketentraman jiwa. Keteguhanmu, bahkan menjadi pegangan kita bersama.   Saudariku, berbahagialah! Kebahagiaan itu ada disisimu, saat setiap orang sibuk mengejarnya. Saudariku, berbahagialah! Kebahagiaan itu menyeruak indah dari lubuk hatimu, Saat kami kebingungan mencarinya…   Berbahagialah, kala keagungan Islam memandumu menuju bahagia. Berbahagialah, saat ajaran demi ajarannya mengikatmu dengan keteduhannya Berbahagialah, saat banyak wanita gagal menggapai bahagia. Berbahagialah, karena Allah memilihmu menjadi ‘piranti bahagia’. Berbahagialah, karena Allah tidak pernah melupakan keberadaanmu,   Tak pernah lupa bahwa engkau Dia ciptakan untuk ‘ada’. Dimasa kecilmu, sang ibu membelaimu dengan penuh kasih, menceritakan kepadamu kisah-kisah indah, Sehingga engkau terlelap manja.   Dimasa remajamu, Allah menganugerahimu kecantikan, keceriaan dan teman-teman yang lincah menggoda. Saat engkau dewasa, engkau diberi kesempatan membahagiakan dirimu, saudara-saudaramu dan kedua orangtuamu.   Dimasa pengantinmu, sang suami membelaimu, Sehingga kembali engkau terlelap dengan manja Berbahagialah, karena islam menyelimutimu dengan ‘ribuan’ piranti bahagia. Berbahagialah, saat banyak wanita kafir didera derita demi derita. Berbahagialah, karena ‘derita’ sekalipun, bagimu adalah awal bahagia.   Saudariku, berbahagialah… Karena kekayaanmu adalah harta yang tak mungkin terenggut paksa. Berbahagialah… Karena kehormatanmu adalah batu mulia yang berkilau selamanya. Engkau kaya, karena engkau bahagia… Engkau terhormat, karena engkau bahagia… Milikmu ada dalam lubuk sanubarimu, menjuntai dan menawarkan buah-buah kasih, daun-daun cinta.   Ketabahanmu, rasa syukurmu, ketawakalanmu, keikhlasanmu, sikap teguhmu, kepuasanmu, Tak lain adalah kekayaan dan kehormatan sepanjang masa Meski, ajal menjemput jiwa… Meski, raga seolah terpenjara di dunia… Meski, berjuta orang menuding, “ah, dasar kampungan!” Tidak mengapa… Disudut-sudut kampung itulah, berkumpul sejuta bahagia. Saat hari-harimu terenggut kenistaan, Saat ketentraman terusik melanggar kehambaan, Saat banyak orang menertawaimu, Saat banyak orang berkerumun meneriakimu sebagai ‘wanita kotor’, Ternyata, kebahagiaan tidak pernah lenyap selamanya. Taubatmu menghapuskan segala nista. Ibadahmu, dzikirmu, shalatmu, semuanya, Membuatmu tak lagi sengsara.   Saudariku, tataplah masa depan dengan lapang dada. Kesalahan kemarin itu, anggaplah sebagai cobaan Agar engkau lebih dewasa.. Berbahagialah saat mimpi-mimpi indah itu menjadi kenyataan. Disamping seorang suami yang setia, Engkau bersimpuh mensyukuri kebahagiaan.   Tahukah saudari, bahwa apa yang engkau rasakan, Adalah impian berjuta wanita? Tahukah saudari, bahwa apa yang engkau rindukan. Justru ‘sampah’ yang terbuang dari kebanyakan wanita di dunia? Kebebasan, jabatan, kedudukan, pujian, hak-hak ‘kesamaan’, Telah mengubur mimpi wanita, mengubur banyak harapan. Berbahagialah di rumahmu, karena engkau ibarat ratu Dirumahmu, engkau dikenal sebagai ‘wanita’.   Kebahagiaan tercipta, karena kita mampu menahan derita. Kebahagiaan menyertai kita, karena kita menang melawan duka dan lara. Kebahagiaan itu ada, karena kita diciptakan untuk bisa menyelesaikan segala persoalan yang ada. Berbahagialah, karena Allah memberi kita kesempatan untuk menghamba. Berbahagialah, karena banyak orang yang bermaksiat dengan rasa bangga. Sementara kita mengutip bahagia dibalik derita. Saudariku , berbahagialah, karena tak ada yang melarang kita untuk tetap berbahagia…

0 comments: